16 Maret 2008

Menggugah dengan Renovasi Sekolah

Pagi ini saya bangun lewat jam 10 pagi, maklum hari ini libur kerja jadi bangunnya agak kesiangan. Seperti biasa, begitu bangun saya langsung mencari remote tv dan langsung mencari chanel-chanel yang memberikan semangat untuk bangun. Biasanya saya pilih chanel yang menayangkan tentang lagu-lagu atau berita tentang kerusuhan ataukah berita tentang pesawat yang jatuh nah kalo sudah begitukan mata saya jadi sulit untuk dipejamkan lagi. Sementera pencet-pencet tombol remote tv, tiba-tiba jari jempol saya berhenti di chanel Antv, saya tertarik dengan acara yang dibawakan oleh Tina Zakariah (kalo tidak salah namanya) program acaranya berjudul Renovasi Sekolah.


Acara reality show ini digelar untuk memperbaiki gedung-gedung sekolah yang ada di seluruh Indonesia khususnya di daerah-daerah terpencil dan (mungkin) tidak sempat dilirik oleh Pemerintah setempat. Melihat semangat para siswa dan guru-guru ketika kak Tina mengucapkan bahwa sekolah tersebut akan direnovasi, saya jadi bersemangat juga untuk segera bangun dan membuat teh panas sambil mencari-cari rokok saya yang saya buang tadi malam di sekitar tempat tidur. Begitu semangatnya mereka, sampai-sampai mereka saling berlompatan dan ada pula yang saling berpelukan antara siswa (laki-laki sama laki-lakiji yang berpelukan). Tak hanya itu para orang tua siswa dan masyarakat yang menyaksikan langsung acara tersebut di lokasi juga ikut bergembira dan memberikan semangat.


Acara ini memang luar biasa, ide yang timbul dari Bapak Helmi Yahya sangat membantu para kepala sekolah, murid dan orang tua murid dalam membangun sekolah-sekolah yang rusak, yang bisa dikatakan tidak layak lagi di sebut tempat belajar. Dengan program acara seperti ini diharapkan mampu membuka mata para pemimpin kita di pemerintahan untuk lebih tergugah atau peduli lagi dengan pendidikan yang ada di Indonesia khususnya di daerah-daerah yang terpencil. (masa sih pak tidak tersinggung, Bagaimana pak bisa belajar dengan baik kalau atapnya sudah mau runtuh, mejanya selalu goyang inul, dan lantainya banyak lubangnya).

07 Maret 2008

Magnet Durian

Demam durian melanda kota-kota di Sulawesi Selatan, tak terkecuali kota kecil yang terletak di sebelah timur kota Makassar yaitu kota Sinjai. Hampir tiap sudut jalan protokol terlihat para pedagang durian. Bau khas yang keluar dari buah tersebut menjadikan magnet tersendiri bagi para pengguna jalan untuk singgah dan membeli ataukah hanya sekedar merasakan bau khas dari buah tersebut.

Sudah hampir 2 minggu ini, pemandangan tersebut menjadi bagian dari kota Sinjai, dan dalam waktu yang sama, saya belum merasakan enaknya dari buah tersebut. Namun sore kemarin merupakan hari dimana rasa penasaran saya untuk mencicipi buah ini berakhir. (kemana aja ?)


Sore itu saya dan teman-teman sedang nongkrong di depan kantor, sementara asyik ngobrol bersama teman-teman, seorang ibu yang tinggalnya bersebelahan dengan kantor memberikan kami satu buah durian yang baru saja dibelinya dari pedagang durian yang tak jauh dari kantor. Kamipun beramai-ramai menyantap durian tersebut. Tapi karena cuma satu buah yang diborongi (dimakan bersama) dengan 6 orang maka rasanya tidak puas (ta'gattung). Ketidakpuasan tersebut membuat kami ingin membeli dan merasakan kembali nikmatnya buah tersebut. Jadilah kami patungan, konsi-konsi, saweran atau apalah namanya untuk membeli durian tersebut.


Ahh, enak juga makan durian di halaman kantor apalagi diborongi bersama teman-teman sekantor.

04 Maret 2008

Surat Nurul kepada Fachri (Ayat-Ayat Cinta)


Assalamu’alaikum wr. wb.
Kutulis surat ini dengan lelehan air mataku yang tiada berhenti dari detik ke detik. Kutulis surat ini kala hati tiada lagi menahan nestapa yang mendera-dera perihnya luar biasa. Kak Fahri, aku ini perempuan paling bodoh dan paling malang di dunia. Bahwa mengandalkan orang lain sungguh tindakan paling bodoh. Dan aku harus menelan kepahitan dan kegetiran tiada tara atas kebodohanku itu. Kini aku didera penyesalan tiada habisnya. Semestinya aku katakan sendiri perasaanku padamu. Dan apakah yang kini bisa kulakukan kecuali menangisi kebodohanku sendiri. Aku berusaha membuang rasa cintaku padamu jauh-jauh. Tapi sudah terlambat. Semestinya sejak semula aku bersikap tegas, mencintaimu dan berterus terang lalu menikah atau tidak sama sekali. Aku mencintaimu diam-diam selama berbulan-bulan, memeramnya dalam diri hingga cinta itu mendarahdaging tanpa aku berani berterus terang. Dan ketika kau tahu apa yang kurasa semuanya telah terlambat.
Kak Fahri,Kini perempuan bodoh ini sedang berada dalam jurang penderitaannya paling dalam. Dan jika ia tidak berterus terang maka ia akan menderita lebih berat lagi. Perempuan bodoh ini ternyata tiada bisa membuang rasa cinta itu. Membuangnya sama saja menarik seluruh jaringan sel dalam tubuhnya. Ia akan binasa. Saat ini, Kak Fahri mungkin sedang dalam saat-saat paling bahagia, namun perempuan bodoh ini berada dalam saat-saat paling menderita.
Kak Fahri,
Apakah tidak ada jalan bagi perempuan bodoh ini untuk mendapatkan cintanya? Untuk keluar dari keperihan dan kepiluan hatinya. Bukankah ajaran agama kita adalah ajaran penuh rahmah dan kasih sayang. Kak Fahri adalah orang shalih dan isteri Kak Fahri yaitu Aisha adalah juga orang yang shalihah. Bagi orang shalih semua yang tidak melanggar syariah adalah mudah.
Kak Fahri,
Sungguh maaf aku sampai hati menulis surat ini. Namun jika tidak maka aku akan semakin menyesal dan menyesal. Bagi seorang perempuan jika ia telah mencintai seorang pria. Maka pria itu adalah segalanya. Susah melupakan cinta pertama apalagi yang telah menyumsum dalam tulangnya. Dan cintaku padamu seperti itu adanya telah mendarah daging dan menyumsum dalam diriku. Jika masih ada kesempatan mohon bukakanlah untukku untuk sedikit menghirup manisnya hidup bersamamu. Aku tidak ingin yang melanggar syariat aku ingin yang seiring dengan syariat. Kalian berdua orang shalih dan paham agama tentu memahami masalah poligami. Apakah keadaan yang menimpaku tidak bisa dimasukkan dalam keadaan darurat yang membolehkan poligami? Memang tidak semua wanita bisa menerima poligami. Dan tenyata jika Aisha termasuk yang tidak menerima poligami maka aku tidak akan menyalahkannya. Dan biarlah aku mengikuti jejak puteri Zein dalam novel yang ditulis Syaikh Muhammad Ramadhan Al Buthi yang membawa cintanya ke jalan sunyi, jalan orang-orang sufi, setia pada yang dicintai sampai mati.
Wassalam,
Nurul Azkiya

(dikutip dari Novel Ayat-Ayat Cinta)